Jumat, 15 April 2011

CERPEN PERJUANGAN HIDUP

CERPEN PERJUANGAN HIDUP

Kisah yang lama aku simpan dalam hati, kini kan ku curahkan dalam cerpen ini, berawal dari kehidupan kampung yang penuh dengan segala hal bahagia, sedih, kecewa dan bahkan rasa benci tumbuh bercampur aduk di kampung kecil dekat daerah pesisir jawa bagian timur, yaitu desa dengan nama unik Pecuk, disinilah aku hidup mulai masih ingusan sampai usia remaja, lahir dari rahim seorang ibu yang bekerja sebagai petani yang berjuang menghidupi kelurga setelah ditinggal mati sang suami membesarkan banyak anak yang bukan anaknya sendiri, tanpa mengeluh dan putus asa beliau terus berjuang dan berjuang, malam ini bulan bundar yang terang menyapa mataku, setelah keluar dari dalam masjid dekat rumahku di situlah kisahku di awali.
Hariku penuh dengan segala hal yang melelahkan setelah ditinggal bapak untuk selamanya aku harus membantu ibu dalam mencari perekonomian, sejak SMP aku sudah menjadi orang mandiri karena sebuah tuntutan hidup. Saat pagi menjelang suara adzan subuh berkumandang dari membran masjid dekat rumah, yaitu masjid Al-Abror yang baru berdiri dua tahun lalu, aku bangun dari peraduanku dengan mata yang masih membawa kantuk, aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badan serta berwudhu, selesai aktifitasku dikamar mandi aku berjalan di remangnya pagi menuju masjid untuk turut bermunajad pada Alloh SWT, Tuhan yang menemani dalam segala urusanku, jalan menuju masjid dari rumah memang tidak jauh, namun harus melewati jalan setapan di tengah kebun tetangga yang belum ada penerangannya, mungkin kalau orang penakut masih pikir-pikir dulu untuk melewatinya. Sampai masjid jamaah solat subuh sudah berkumpul diantaranya ada yang solat sunah, ada juga yang ngobrol.
kumandang iqomah membuyarkan keasyikan mereka yang lagi santai, suasana sunyi menyeruak hanya bacaan kalam-kalam ilahi dari sosok imam masjid yang terdengar, sekitar 20 menit solat subuh telah usai bergegaslah aku dengan aktifitas pagi ini, karena bertepatan musim panen padi aku harus pagi-pagi menuju ke sawah untuk merontokkan padi yang sudah di potong kemarin sore, itu aku lakukan sebelum waktu berangkat sekolah
selesai tugas membantu ibu di sawah, waktu berangkat ke sekolah sudah menyongsong, lelah yang mendera hilang sudah setelah bertemu dengan teman-teman, bercengkerama bareng temen sungguh sangat menyenangkan sekali. Teringat masa itu anak-anak bercanda, saling olok-olok tapi menyenangkan masa yang indah memang. tapi sekarang keadaan itu sudah berbalik 90 derajat, aku sudah menjadi seorang pekerja yang memiliki tanggung jawab penuh pada keluaga dan diriku pribadi, cita-cita yang dulu menggebu-gebu ingin melanjutkan kejenjang perguruan tinggi untuk mencari tambahan ilmu masih belum kesampaian, tapi jangan dikira semangatku untuk meraihnya sudah berkurang nggak akan, semangat itu masih membara dan kan selalu berkobar, ini terinspirasi dari sesosok perempuan yang membimbing dan mengajariku berbagai cara untuk bertahan hidup dalam keadaan apapun yaitu ibu tercinta.
Aku kan terus berjuang dalam menggapai umpian itu selagi aku mampu aku kan tunjukkan pada mereka yang suka mencemooh bahkan menghina diriu atau keluaragaku, keinginanku untuk mengangkat derajat keluaraga, membawa ibuku berkunjung ke istana suci-NYA serta hal lain yang aku damba-dambakan harus aku raih saat inipun aku punya tanggung jawab untuk adikku keinginannya melanjutkan ke perguruan tinggi , motifasi dan fasilitas belajarnya menjadi bagian dari tanggung jawabku.... mudah-mudahan cita-cita suci ini diridhoi ALLOH Ta'ala.....amin

2 komentar: